Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ansor Durenan Mulai Bergerak : Pedang, Pacul dan Keris

ansor durenan bergerak : pedang, pacul dan keris

KANGIZZA - Regenerasi dalam suatu organisasi adalah keniscayaan. Ia merupakan bagian dari mekanisme untuk mencetak generasi-generasi yang dipersiapkan untuk menghadapi segala perubahan dan tantangan organisasi di masa yang akan datang.

Begitu juga dengan Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Durenan, yang 2 minggu lalu, Sabtu, 16 Januari 2021 telah melaksanakan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) yang bertujuan untuk regenerasi kepemimpinan organisasi.

Dalam Konferancab tersebut, kebetulan forum mengamanahkan kepada saya untuk melanjutkan kepemimpinan GP Ansor Durenan yang periode sebelumnya di-komando-i oleh Sahabat Maftukhin. 

Selain keputusan mengenai pergantian pimpinan, dalam Konferancab kemarin juga memutuskan 6 sahabat sebagai Tim Formatur untuk membantu saya melengkapi susunan pengurus harian yang akan berkolaborasi dalam kepengurusan PAC GP Ansor Durenan selama 2 tahun mendatang.

6 Sahabat Tim Formatur ini diantaranya Eko Prasetyo (Ranting Gador), Zidni 'Ilman Nafi'an (Ranting Kamulan), Hamam Nasirudin (Ranting Ngadisuko), Qorib Muchsan (Ranting Baruharjo), Ikhwanudin (Ranting Sumberjo), dan Maftukhin (Ketua Domisioner)

Rapat Tim Formatur

Dalam rangka melaksanakan amanah konferancab ― Jumat, 29 Januari 2021, saya dan Tim Formatur mengadakan rapat di Cafe 46 Durenan, Trenggalek mulai pukul 14.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Meskipun cuaca pada hari itu mendung bahkan sampai hujan, Alhamdulillah seluruh anggota Tim Formatur bisa menghadiri rapat.

Pada kesempatan rapat ini saya bersama tim formatur berdiskusi tentang gambaran umum bagaimana langkah organisasi akan berjalan dalam satu periode, tentunya dalam asas kebutuhan dan realisasinya serta orientasi untuk mewujudkan cita-cita organisasi.

Walhasil dari diskusi tahap ini kami memutuskan ada 5 bidang garap yang akan menjadi target yang kemudian kami rumuskan dalam 5 Departemen berikut,

  • Departemen Organisasi
  • Departemen Pendidikan dan Kaderisasi
  • Departemen Agama dan Ideologi
  • Departemen Informasi, IPTEK dan Kajian Strategis
  • Departemen Pemberdayaan dan Ekonomi

Setiap Departemen di atas memiliki tupoksi sesuai bidangnya masing-masing, dan untuk perumusan programnya nanti akan dimusyawarahkan lebih lanjut dalam forum Rapat Kerja Anak Cabang yang akan datang.

Setelah pembahasan 'departemenisasi' selesai, selanjutnya kami bermusyawarah untuk menentukan siapa saja sahabat-sahabat Ansor Durenan yang paling tepat untuk mengisi posisi di jajaran PH PAC GP Ansor Durenan.

Susunan Pengurus Harian PAC GP Ansor Kecamatan Durenan Masa Khidmat 2021-2022

Berdasarkan pertimbangan matang, kompetensi dari setiap anggota Ansor di Durenan, berorientasi terhadap kemaslahan organisasi, maka jajaran PH diisi oleh sahabat-sahabat berikut,

  • Ketua : Mokhamad Nurul 'Izza
  • Sekretaris : Ilham Baehaqi
  • Bendahara : Eko Prasetyo
  • Wakil Bendahara : M. Fajar Effendi

Membidangi Departemen Organisasi

  • Wakil Ketua 1 : Abid Zuhdi
  • Wakil Sekretaris 1 : Ikhwanudin

Membidangi Departemen Pendidikan dan Kaderisasi

  • Wakil Ketua 2 : Zidni 'Ilman Nafi'a
  • Wakil Sekretaris 2 : Kharisma Khasibi

Membidangi Departemen Agama dan Ideologi

  • Wakil Ketua 3 : Hamam Nasirudin
  • Wakil Sekretaris 3 : Hermawan Faisol

Membidangi Departemen Informasi, IPTEK dan Kajian Strategis

  • Wakil Ketua 4 : Ahmad Rifa'i
  • Wakil Sekretaris 4 : Fahim

Membidangi Departemen  Pemberdayaan dan Ekonomi

  • Wakil Ketua 5 : Junaedi
  • Wakil Sekretaris 5 : Qorib Muchsan

Lembaga Semi Otonom

  • Kasatkoryon Banser : Qorib Muchsan
  • Ketua MDS Rijalul Ansor : Hamam Nasiruddin

Refleksi Kepemimpinan : Pedang, Pacul dan Keris

Harapan Besar dengan terbentuknya jajaran pengurus harian di tubuh Ansor Durenan dapat membawa organisasi ini menjadi Pioneer gerakan kepemudaan untuk memberikan kemaslahatan jam'iyyah dan jama'ah khususnya di Kecamatan Durenan.

Suatu organisasi akan berjalan secara maksimal jika harmoni di setiap perbedaan pengurusnya ― baik itu latar belakang, karakter, retorika berpikir, gaya dan taktik menyelesaikan suatu persoalan ― dapat dikolaborasikan secara apik, sehingga gerakan organisasi dapat melaju cepat dan di sisi lain ― dengan pengharmonian ini potensi konflik yang bisa terjadi kapan saja dapat diantisipasi lebih awal.

Belajar dari Cak Nun dalam beberapa kesempatan ceramahnya ― tentang keseimbangan bangunan sistem dan kultur kerajaan-kerajaan di Nusantara ― setidaknya ada tiga fungsi yang harus ada dalam suatu komunitas atau kelompok agar tatanan di dalamnya tercipta sebuah keseimbangan, yakni fungsi pedang, fungsi pacul, dan fungsi keris.

Ketika mendengar ketiga benda ini, tersirat sebuah pesan mendalam tentang arti keseimbangan serta keharmonisan kelompok dan ketepatan dalam memposisikan masing-masing person sesuai dengan kapasitas dan kemampuan.

pacul ansor durenan

Bisakah kita mengatakan pedang lebih penting daripada pacul, atau pacul lebih penting daripada keris, atau keris lebih penting daripada pedang ― tentu dengan pikiran jernih, kita tidak bisa mengatakan bahwa yang satu lebih penting daripada yang lain ― pasalnya setiap benda ini memiliki fungsi masing-masing sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semua penting. Dalam analogi lain yang lebih sederhana dan mudah dimengerti "pedah ontel ae lek ndak enek pentile ndak iso mlaku, iso o mlaku ya mekso digladak".

Pedang ― dalam konteks ini diinterpretasikan sebagai gambaran fungsi kepemimpinan, manajerial, konseptor yang menjadi motor penggerak kemana dan bagaimana organisasi akan berjalan.

Kemudian pacul, seperti kita ketahui pacul biasanya kita temui digunakan petani untuk menyiapkan lahan persawahan atau perkebunan. Dari lahan-lahan ini para petani bisa menghasilkan padi, ketela, jagung, sayur, atau sejenisnya yang bisa diolah sendiri atau dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam konteks organisasi, pacul menjadi gambaran fungsi ekonomi ― dan ini penting harus ada dalam bangunan organisasi sebagai upaya untuk mewujudkan 'kemandirian organisasi'.

Terakhir adalah keris. Dalam stratifikasi kasta agama Hindu ― fungsi keris bisa dikatakan menempati posisi tertinggi, yakni kasta Brahma ― sebuah kasta yang dimana seorang raja sekalipun harus mengikuti petunjuk para resi agar kerajaannya tetap stabil.

Tidak mengherankan ― pasalnya kedudukan resi (Brahma) hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang tirakatnya berat sehingga ia memiliki kecerdasan spiritual dan kemampuan dalam memandang suatu persoalan tidak hanya berparadigma syariat saja, tetapi juga tasawuf (akhlaq).

Keris dalam konteks organisasi menggambarkan fungsi spiritual, ia merupakan 'jimat' organisasi yang memiliki peranan penting terutama untuk memberikan pandangan-pandangan terbaik kepada pimpinan sekaligus menjadi penengah dan peredam seandainya terjadi gesekan dalam organisasi.

Kesimpulan

Organisasi merupakan rumah bersama yang kelengkapan isi perabotan serta kenyamanannya menjadi tanggungjawab semua penghuninya. Tidak ada satu yang lebih penting daripada yang lain, semua memiliki peranan penting di bidangnya masing-masing.

Keseimbangan organisasi akan terbentuk salah satunya dengan internalisasi kesadaran "pedang, pacul dan keris" yang kemudian ini akan menjadi modal ber-harakah untuk mencapai tujuan, visi dan misi organisasi.

Wallahua'lam bis showab