Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengelola Keuangan Keluarga - Review FDS PKH Yogyakarta


KANGIZZA - Melatih diri dengan pengelolaan keuangan merupakan suatu kebutuhan dasar yang wajib dimiliki oleh semua keluarga. Pasalnya dengan keterampilan ini, keluarga dapat menimbang-nimbang, memilih dan memilah kebutuhan mana saja yang sesungguhnya harus diprioritaskan terlebih dulu, dan kebutuhan mana yang barangkali bisa disiasati agar keuangan keluarga bisa stabil. Berikut ini saya akan berbagi mengenai bagaimana mengelola keuangan keluarga secara ringkas.

Realitas Keuangan Keluarga

Ketika melihat yang terjadi di lapangan, sepertinya memang kita sepakat bahwa rata-rata keluarga jika ditanya mengenai kondisi keuangan mereka akan menjawab hanya pas (ngepres) untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan tidak jarang harus melakukan pola gali lubang tutup lubang tanpa ada kesempatan untuk menyisihkan uang untuk ditabung. Realitas semacam ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya gaya hidup, minimnya wawasan tentang skala prioritas kebutuhan keluarga, fokus terhadap penghasilan dan khilaf terhadap pengeluaran, dan lain sebagainya.

Berbicara mengenai gaya hidup ― saya disini ingin menyentil kasus-kasus yang sering saya temukan di lapangan, terutama di pedesaan atau kota kecil. Kita tidak memungkiri bahwa gaya hidup masyarakat kita dewasa ini yang sangat individualis, pragmatis dan cenderung borjuis ― sangat dipengaruhi oleh trend dari kehidupan barat yang hari ini dipertontokan di berbagai media. Mulai dari trend makanan yang harus dikonsumsi, style berpakaian, sampai-sampai soal perabotan rumah tangga yang akhirnya menggiring karakter masyarakat untuk jor-joran dengan tetangganya. Kalau tetangga belanja ke supermatket ― maka tidak mau kalah kita belanja ya juga harus ke supermarket. Kalau tetangga mendatangkan sepeda motor dari dealer, maka besok di rumah harus ada motor yang didatangkan dari dealer ― meskipun itu kredit.

Gaya hidup semacam inilah yang menjadi salah faktor keuangan keluarga menjadi tidak karu-karuan. Apabila kondisi ini tidak segera disadari, maka besar kemungkinan yang terjadi adalah penumpukan hutang yang terus kian membelit. Lantas, bagaimana cara keluarga mengelola keuangan agar tidak terjadi hal demikian?

Cara Mengelola Keuangan Keluarga

Dengan demikian, maka penting bagi para keluarga, termasuk KPM PKH untuk mengetahui dan terampil dalam menerapkan cara mengelola keuangan keluarga di rumah. adapun cara yang bisa dilakukan diantaranya :
  1. Identifikasi Sumber Pendapatan dan Jenis Pengeluaran. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mencatat semua penghasilan maupun pengeluaran selama 1 bulan dalam catatan kas harian.
  2. Hitung pengurangan pendapatan dan jumlah pengeluaran (pendapatan - pengeluaran). Jika hasilnya 0, maka keluarga ini hanya pas-pasan saja. Jika hasilnya pengeluaran lebih banyak daripada pada pendapatan, maka keluarga ini akan menanggung hutang. Dan jika pendapatan lebih banyak daripada pengeluargan, maka keluarga ini masih ada sisa uang untuk dimasukkan ke dalam tabungan.
  3. Pahami antara kebutuhan dan keinginan. Sebenarnya patokan mengenai ini sangatlah relatif (sawang-sinawang), akan tetapi untuk memberikan penegasan bisa dilihat dari fungsinya. Misalnya anak ingin tas baru, sedangkan tas yang lama masih layak dipakai. Maka tas dalam konteks ini termasuk ke dalam keinginan.
  4. Susun skala prioritas. Jika KPM sudah memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan skala prioritas. Mana-mana yang menjadi kebutuhan bisa diprioritaskan lebih dulu, dan yang tergolong keinginan bisa ditunda atau bahkan bisa dihilangkan kalau dirasa tidak memberikan nilai tambah.

Kesimpulan

Bagi para KPM sangat amat penting mengetahui cara mengelola keuangan keluarga agar perputaran keuangan dalam keluarga berjalan dengan aman. Melandasi diri dengan wawasan tentang kebutuhan lebih penting daripada keinginan, ditambah mengasah rasa syukur dalam hati akan menghantarkan kita menjadi orang tua yang lebih bijak.

Ada hal yang lebih penting dari sekedar berhura-hura mengikuti trend. Alangkah bijaknya kita bisa menentukan skala prioritas ― lebih-lebih bisa menabung, guna mempersiapkan biaya-biaya untuk kebutuhan pendidikan anak dan kesehatan keluarga.