Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Perkembangan dan Perilaku Anak - Review FDS PKH Yogyakarta

cara memahami perkembangan dan perilaku baik anak
KANGIZZA - Menjadi sebuah kewajaran dan suatu keharusan dalam konteks pengasuhan anak, para orang tua memahami perkembangan dan perilaku anak-anaknya. PKH sebagai program andalan pemerintah, tidak hanya semata-mata bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia, namun lebih esensial lagi, perubahan perilaku KPM dalam kehidupan kesehariannya termasuk tentang tata cara mereka dalam mengasuh anak. Dalam tulisan singkat ini, saya akan mereview point-point penting tentang perkembangan dan perilaku anak serta bagaimana pola pengasuhan yang benar.

Bagi para KPM, setidaknya ada dua metode pengasuhan yang bisa diterapkan untuk anak-anak mereka, yakni dengan meningkatkan perilaku baik anak dan mengurangi perilaku buruk anak.

Meningkatkan perilaku baik anak

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan perilaku baik anak, diantaranya sebagai berikut:
  • Memuji anak. Pujian terhadap anak merupakan semacam dorongan energi positif bagi anak. Ketika anak mendapatkan pujian, ia akan terdorong untuk melakukan hal-hal positif lainnya, pasalnya setiap orang memiliki kecenderungan yang sama, yakni senang ketika mendapat pujian dari orang lain. Cara ini bisa dilakukan oleh para KPM saat mendapati anaknya berperilaku baik, berikan pujian, maka anak akan terus termotivasi untuk berperilaku baik. Di sisi lain, dengan memberikan pujian, anak akan bisa membedakan antara perilaku yang baik dan buruk.
  • Memberikan penghargaan kepada anak. Tentunya dalam hal ini kepada anak yang melakukan hal-hal yang positif. Orang tua/KPM tidak ada salahnya memberikan kebahagiaan kepada anak dengan cara memberikan sebuah penghargaan dalam bentuk barang, tidak harus yang mahal, yang terpenting berkesan. Misalnya anak sudah membantu orang tua membersihkan halaman sekeliling rumah, kemudian orang tua membelikan makanan kesukaannya. Kunci dari cara ini adalah, tidak harus mahal, sesuai kemampuan ekonomi, yang terpenting berkesan bagi anak.

Mengurangi perilaku buruk anak

Para orang tua harus mampu memahami dampak negatif kekerasan fisik dan non fisik. Acapkali terdengar cerita dari masyarakat dulu, yang mengatakan para orang tua mendidik anak-anaknya sarat dengan kekerasan jika mereka melakukan kesalahan. Padahal sesungguhnya, apapun bentuk kekerasan dalam pengasuhan adalah kurang tepat. Kekerasan fisik pada anak hanya akan menyebabkan rasa sakit dan sebuah anggapan anak bahwa cara itu benar, dan ia akan berpotensi mengulangi cara yang sama ketika dewasa nanti. Dan kekerasan sejujurnya hanya akan menyebabkan anak menjadi pemarah, agresif, dan tidak patuh.

Memahami berbagai cara untuk mengurangi perilaku buruk anak. Ketika anak melakukan perilaku yang dinilai kurang baik, maka penyikapan orang tua dan sanksi kepada anak harus disesuaikan dengan jenjang usia anak.
  1. Usia di bawah 2 tahun : membuat lingkungan aman bagi anak, batasi anak menonton tv/youtube, mengalihkan perhatian anak jika rewel, dan berikan penjelasan kepada anak tentang akibat berperilaku buruk.
  2. Usia 2 - 8 tahun : menjelaskan akibat perilaku buruk anak, membuat aturan bersama anak, memberikan waktu untuk menangkan diri dan berfikir, mengacuhkan tindakan yang tidak berbahaya dan hanya untuk menarik perhatian saja.
  3. Usia remaja : menjelaskan akibat perilaku buruk anak, meminta pendapat anak untuk menentukan peraturan yang disepakati bersama, berikan kebebasan disertai tanggung jawab.
Dari sedikit uraian ini bisa ditarik kesimpulan, bahwa reward (penghargaan) penting dalam proses pengasuhan anak dan hindari dari sanksi secara fisik, karena ada cara yang lebih humanis untuk menjadikan anak dapat tumbuh kembang dengan baik.