Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Makan di Tempat Wisata Agar Isi Dompetmu Tetap Terjaga

KANGIZZA - Tahun ini sudah liburan kemana saja? atau hanya dirumah saja karena takut virus corona? Kalau dibayangkan sepertinya enak kali ya makan di tempat wisata seperti di pantai diiringi suara ombak dan angin yang berhembus sepoi-sepoi. 

Siapa sih orang yang tidak pernah berkunjung ke tempat wisata? Entah itu pantai, pegunungan, taman, danau, atau yang lainnya, tentu sebagian besar dari kita sudah pernah ke sana.

tips hemat makan di tempat wisata

Meskipun termasuk dalam kebutuhan tersier, untuk sesekali rasanya cukup penting juga untuk menyegarkan jasmani dan rohani, di tengah kesibukan rutinitas sehari-hari yang begitu menjenuhkan. Bisa berkunjung sendiri, bersama pasangan, selingkuhan atau bisa juga beramai-ramai bersama teman ataupun keluarga.

Belakangan ini, ada sebuah kejadian viral yang sebetulnya sudah menjadi rahasia umum. Hampir semua wisatawan paham betul dan bahkan sempat mengalaminya sendiri, bagaimana fenomena harga makanan di tempat wisata yang sedikit mahal dibandingkan dengan tempat yang lainnya.

Seperti yang terjadi pada seorang gadis yang mengunggah rekaman video ke media sosial yang berisi ungkapan kekesalan atas harga makanan yang begitu mahal pada salah satu warung yang ada di kawasan tempat wisata Malioboro. Ia menganggap harga yang diberikan sangat tidak wajar untuk harga makanan yang telah dipesan.

Menurut admin sendiri ada tiga penyebab yang mendasari mengapa harga makanan di tempat wisata lebih mahal daripada tempat-tempat yang lainnya. Bisa satu kali atau dua kali lipat dari tempat biasa. Selengkapnya silahkan baca baik-baik artikel ini sampai selesai.

Faktor Penyebab Makanan di Tempat Wisata Lebih Mahal

1. Biaya pembentukan harga

Bagi masyarakat awam tentu paham, harga makanan bukan dilihat dari bahan bakunya saja. Contohnya saja mi rebus. Tentu pedagang tidak hanya mengeluarkan biaya untuk membeli mi instan saja. 

Ada pula biaya lain seperti membeli telur, sayuran, kompor dan gas, sendok, garpu, piring, belum lagi biaya sewa di tempat wisata, upah pekerja, listrik, dan yang lainnya, sehingga itu semua yang menjadi dasar bagaimana seorang pedagang memasukkannya ke dalam sebuah harga jual dengan tujuan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan. Sampai sini paham kan? 

2. Keterjangkauan lokasi

Bagi tempat wisata tertentu seperti air terjun terpencil yang berada di belakang bukit, yang ke sana kita harus melewati jalan setapak dengan medan terjal dan ratusan anak tangga. Atau, puncak gunung yang mau tidak mau kita harus berjalan kaki untuk menuju kesana. Keduanya, sama-sama sulit untuk dijangkau.

Pengiriman bahan makanan dari tempat belanja menuju ke daerah tempat wisata juga harus diperhitungkan. Ada ongkos bensin, ada keringat para pedagang yang juga bernilai sehingga berpengaruh ke dalam pembentukan harga.

3. Keramaian pembeli

Kawasan tempat wisata memang tidak setiap hari ramai pengunjung. Biasanya, hanya pada libur akhir pekan atau libur nasional. Bagi penjual yang pekerjaan utamanya hanya membuka warung, tentu akan menaikan sedikit harga, karena untuk menutup sepinya pembeli di hari biasa.

Tips Hemat Makan di Tempat Wisata

Admin pribadi pernah mengunjungi tempat wisata dan selalu mencoba menyiasati kemungkinan mahalnya harga makanan di tempat wisata.

Karena pengeluaran ke tempat wisata seperti transportasi dan cemilan selama perjalanan lumayan cukup besar, maka admin menerapkan empat tips untuk mengendalikan pengeluaran dari segi makanan selama di tempat wisata.

1. Cek daftar harga

Setiap warung biasanya terdapat daftar harga yang tertempel di dinding. Mulai dari harga makanan, minuman, sampai cemilan. Kalau tidak ada di dinding, daftar harga biasanya terdapat di sebuah kertas mika yang tergeletak di atas meja atau dibawa oleh pelayan. Sebelum memutuskan untuk memesan makanan kamu harus baca dulu baik-baik sambil memperkirakan apakah cukup uang yang sedang dibawa.

2. Tanya ke penjual

Jika tidak ada daftar harga baik di dinding atau berupa kertas mika, jangan pernah  malu untuk bertanya langsung kepada penjual. Ibarat peribahasa yang mengatakan malu bertanya sesat di jalan, kalau tidak ya resiko uang melayang.  Apakah dengan bertanya kita terlihat miskin dan punya uang pas-pasan, kalau admin berfikiran masa bodoh, yang penting sama-sama enak, tidak ada yang tertipu antara penjual dan pembeli. 

3. Pilih warung langganan

Untuk tempat wisata yang sering dikunjungi, pasti ada satu atau dua warung yang menjadi sudah pilihan. ketika sudah paham harga, dan kualitas rasanya. 

Tidak usah repot-repot cari ke tempat lain. Karena biasanya makanan di lokasi tempat wisata itu hampir sama. Semisal ikan bakar di daerah pantai. Sudah bisa dipastikan jika sebagian besar warung yang berjejer akan berjualan tidak jauh dari ikan bakar juga. Tinggal pilih saja warung langganan.

4. Bawa makanan sendiri

Memang sedikit merepotkan, tetapi ini merupakan solusi yang paling aman. Lebih sehat dan juga higienis. Kita juga bisa memilih menu yang hendak dimakan dan untuk rasa juga tidak perlu lagi diragukan. Dari segi pengeluaran uang lebih terkontrol karena kita sendiri yang belanja bahan bakunya.

Itulah beberapa tips makan di tempat wisata agar isi dompet tetap terjaga. Perut kenyang hatipun tenang. Semoga informasi ini bermanfaat. Terimakasih